Detik-detik perjuangan.....

Setelah melalui serangkaian pembekalan ketenaga kerjaan di Ansoeng selama 3 hari, maka tibalah aku akan bertemu dengan bos ku. Waktu itu rombonganku terbagi dua, yang satu di Daegu dan yang lain di Gwangju. Aku sendiri ikut rombongan ke Gwangju karena pabrikku berada di Gwangju. Kemudian kami berangkat dari Ansoeng ke Gwangju dengan bus. Di dalam bus terdapat sebagian orang bangladesh dan orang vietnam, tetapi mayoritas rombongan orang Indonesia dengan dipandu oleh pemandu dari orang Indonesia. Sesampainya di Gwangju, kami turun di sebuah gedung besar dan setelah masuk terdapat barang-barang khas Korea, aku melihatnya sie seperti musium gitu.....heheee..., kemudian kami masuk ke dalam sebuah ruangan besar dan kami disuruh menunggu di ruangan itu.

Setelah tidak beberapa lama, datang seorang Korea dengan membawa amplop yang kemudian diberikan ke petugas yang menangani kami, kemudian dipanggil beberapa nama yang kemudian beberapa orang yang dipanggil namanya ikut di bawa keluar dengan orang Korea tersebut.. Aku sendiri tidak tahu isi amplopnya apa, tapi aku menduganya didalamnya sie uang. Apakah ini bentuk trafficking di era modern?? dan aku menjadi korbannya *pikiran negatif yang terus terngiang-ngiang di kepala ku*... Setelah itu datang orang korea yang bertubuh besar dan buncit dengan tampang seperti akan memakan manusia...hahaa *lebay.com* kemudian orang tersebut menyerahkan amplop dan kemudian nama ku dipanggil. Tentu saja hati ini sangat deg-deg an, tapi niat akan mengundurkan diri pun tidak bisa karena sudah terlanjur terjerumus...dan waktu itu aku cuma bisa berharap going where the wind blows.... setelah namaku dipanggil, aku maju ke depan dengan sikap tegap dan melakukan insa *sikap salam ala korea*, setelah namaku dipanggil menyusul 3 nama lainnya, yaitu triyono dan dipo yang keduanya berasal dari pati dan harianto yang berasal dari Lampung.

Setelah itu, kami berempat naik mobilnya orang Korea itu, tentu saja waktu itu aku tegang sekali, dan untungnya harianto pernah bekerja di Korea dan bahasanya pun bisa dibilang sangat mumpuni karena selama tinggal di Indonesia berprofesi sebagai seonsaeng-nim (red: guru bahasa Korea), jadi bisa dibilang waktu itu kami tidak ada masalah yang disebabkan perbedaan bahasa heheee.....

Tiba-tiba, mobil yang kami naiki berhenti di depan sebuah pabrik elektronik besar, kemudian kami masuk ke dalam pabrik tersebut untuk bertemu sajang-nim (red: bos). Selintas aku melihat banyak mesin-mesin besar yang suaranya bergemuruh dan disitu aku melihat ajuma-ajuma (red: wanita setengah baya) mengoperasikan mesin-mesin tersebut. Setelah itu kami masuk ke dalam sebuah ruangan ber-AC, dan rasanya sangat nyaman sekali karena waktu itu musim panas, mungkin suhunya lebih panas dari pada di Indonesia. Kemudian datang seseorang Indonesia, yang telah 2 tahun kerja di pabrik ini, untuk sebagai penyalur komunikasi antara kami dan sajang-nim. Dan di pabrik sinilah awal perjuanganku dimulai.......hwaitingg............!!


"Someone said life is for the taking 
Here I am with my hand out waiting for a ride 
I've been living on my great expectations
......"
by Mr. Big -Goin' Where The Wind Blows-

By korean insight with No comments

0 komentar:

Posting Komentar