Pulang dari bekerja di Korea , Herman Koni (34) segera menekuni usaha penggilingan padi. Dengan bermodalkan Rp140 juta hasil tabungannya selama 2 (dua) tahun bekerja (1998-2000), Herman selain membeli sawah, juga membeli 2 buah traktor dan mesin giling padi.
“Semua hasil penggilingan padi, jadi uang,” ujar Herman menceritakan pengalamannya ketika menerima kunjungan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlidungan Tenaga Kerja Indonesia (BN2TKI), Moh Jumhur Hidayat di desa Awal Terusan, Sekip Padang, Kabupaten Ogan Ilir, Sabtu (21/8).
Menurut Herman yang menjadi TKI Korea melalui PT Mega Buana, bisnis yang ditekuni bersama istrinya ini cukup memberikan hasil yang bagus.
Dari upah menyewakan dua traktor saja, per bulan ia bisa mengantongi pendapatan bersih Rp 4,5 juta. Belum dari hasil jual dedek (kulit gabah).
“Dari dedeknya, saya bisa dapatkan hasil tambahan Rp 2juta per bulannya,” aku Herman dengan bangga.
Kepada Kepala BNP2TKI, Herman yang sempat menjadi Kepala Rumah Tangga (RT) di desanya selama 5 ( lima ) tahun ini menceritakan kuatnya system ijon. Kendalanya untuk mendapatkan padi karena ia tak punya modal untuk membeli padi.
“Saya tidak mau mengijoni padi para petani. Itu dosa,” katanya.
Di desanya, Herman menceritakan kelompok tani binaannya yang beranggotakan 20 orang masih menjemur padi di jalan raya. Mengatasi masalah ini, Herman sudah 2 (dua) kali mengajukan proposal ke kantor Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Ogan Ilir.
“Proposal pengajuan dana pembuatan lahan jemur padi seluas 1.000 meter masih belum disetujui Pak Jumhur,” kabari Herman.
Ketika ditanyaka keinginannnya untuk kembali menjadi TKI ke Korea , Herman mengiayakan. “Tapi, pak. Umur saya sudah 34, apa masih bisa?,” Tanya Herman.
Menjawab keinginan Herman, Kepala BNP2TKI mengatakan batasan umur untuk jadi TKI Korea itu 40 tahun. Apalagi bahasa Koreanya masih bagus, Herman masih bisa berangkat melalui BNP2TKI.
“Dulu kamu berangkat lewat perusahaan. Sekarang negara yang memberangkatkan,” terang Jumhur seraya mengharapkan kalau dia jadi berangkat ke Korea , setelah 3 (tiga) tahun pulang bisa mencalonkan diri jadi camat.
Betul pak. Dulu saya bisa jadi Kepala Desa, karena baru pulang dari Korea . Mungkin kalau saya nanti pulang dari Korea , bisa calonkan diri jadi camat atau bupati saja sekalian, Pak!” kata Herman yang disambut tawa rombongan Safari Ramadhan. (bnp2tki)
“Semua hasil penggilingan padi, jadi uang,” ujar Herman menceritakan pengalamannya ketika menerima kunjungan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlidungan Tenaga Kerja Indonesia (BN2TKI), Moh Jumhur Hidayat di desa Awal Terusan, Sekip Padang, Kabupaten Ogan Ilir, Sabtu (21/8).
Menurut Herman yang menjadi TKI Korea melalui PT Mega Buana, bisnis yang ditekuni bersama istrinya ini cukup memberikan hasil yang bagus.
Dari upah menyewakan dua traktor saja, per bulan ia bisa mengantongi pendapatan bersih Rp 4,5 juta. Belum dari hasil jual dedek (kulit gabah).
“Dari dedeknya, saya bisa dapatkan hasil tambahan Rp 2juta per bulannya,” aku Herman dengan bangga.
Kepada Kepala BNP2TKI, Herman yang sempat menjadi Kepala Rumah Tangga (RT) di desanya selama 5 ( lima ) tahun ini menceritakan kuatnya system ijon. Kendalanya untuk mendapatkan padi karena ia tak punya modal untuk membeli padi.
“Saya tidak mau mengijoni padi para petani. Itu dosa,” katanya.
Di desanya, Herman menceritakan kelompok tani binaannya yang beranggotakan 20 orang masih menjemur padi di jalan raya. Mengatasi masalah ini, Herman sudah 2 (dua) kali mengajukan proposal ke kantor Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Ogan Ilir.
“Proposal pengajuan dana pembuatan lahan jemur padi seluas 1.000 meter masih belum disetujui Pak Jumhur,” kabari Herman.
Ketika ditanyaka keinginannnya untuk kembali menjadi TKI ke Korea , Herman mengiayakan. “Tapi, pak. Umur saya sudah 34, apa masih bisa?,” Tanya Herman.
Menjawab keinginan Herman, Kepala BNP2TKI mengatakan batasan umur untuk jadi TKI Korea itu 40 tahun. Apalagi bahasa Koreanya masih bagus, Herman masih bisa berangkat melalui BNP2TKI.
“Dulu kamu berangkat lewat perusahaan. Sekarang negara yang memberangkatkan,” terang Jumhur seraya mengharapkan kalau dia jadi berangkat ke Korea , setelah 3 (tiga) tahun pulang bisa mencalonkan diri jadi camat.
Betul pak. Dulu saya bisa jadi Kepala Desa, karena baru pulang dari Korea . Mungkin kalau saya nanti pulang dari Korea , bisa calonkan diri jadi camat atau bupati saja sekalian, Pak!” kata Herman yang disambut tawa rombongan Safari Ramadhan. (bnp2tki)
Sumber: kampungtki.com
0 komentar:
Posting Komentar